Menurut Andry, selama bulan puasa tugas gatur lalin mengalami perubahan setengah jam lebih siang, yakni semula pagi pukul 06.00 menjadi 06.30 hingga 07.30WIB. Demikian juga pada sore hari pukul 16.00 hingga 17.30WIB."Semua anggota terlibat untuk gatur lalin, tidak ada pengecualian."tegasnya.
Iptu Sri Ernawati menambahkan, gatur lalin dilakukan di empat titik kemacetan di wilayah lingkungan Samsat Cinere, yakni di Pertigaan Jalan Bandung, Pertigaan Prihatin, Pertigaan Lereng dan depan kantor Samsat Cinere.”Setiap hari kami terjunkan delapan anggota untuk mengatur kelancaran lalulintas mulai pukul 06.00-07.30 WIB.”ujarnya.
Menurut Erna, dari empat titik kemacetan tersebut, dua diantaranya merupakan titik rawan kemacetan, yaitu Pertigaan Jalan Bandung dan Pertigaan Lereng. Untuk Jalan Bandung, katanya, kemacetan lalu lintas terjadi karena jalur tersebut merupakan “bottle neck” (leher botol) atau jalur menyempit. Arus kendaraan dari arah Cinere menuju Jakarta menyempit di pertigaan Jalan Bandung sehingga terjadi antrian panjang hingga puluhan meter.”Dijalur ini kita tempatkan dua anggota hingga kemacetan bisa diatasi.”tuturnya.
Erna mengaku dalam pengaturan lalulintas pihaknya juga sering melakukan koordinasi dengan anggota Unit lantas Polsek Limo di wilayah."Kita lakukan juga sinergitas dengan Polantas wilayah. Jadi sebelum gatur lalin kita lakukan koordinasi terlebih dahulu."tandas Erna.(wandy)
