Kepadatan arus kendaraan di sepanjang Jalan Raya Parung – Ciputat merupakan salah satu penyebab kemacetan di jalan tersebut. Selain itu, keberadaan angkutan kota (angkot) yang menaikkan dan menurunkan penumpang secara sembarangan juga sebagai penyumbang kemacetan. Khususnya saat jam sibuk yaitu pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Besarnya volume kendaraan roda dua dan kekurang hati-hatian para pengendara terkadang menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang tidak diketahui petugas.”Kecelakaan terjadi karena Jalan Raya Parung tidak ada separator. Akibat kurang sabarnya pengendara sepeda motor, mereka sering mendahului tampa melihat situasi ,”kata Kanitlantas Polsek Sawangan, AKP Rudi Purnomo saat ditemui di Jalan Raya Sawangan, Senin (21/3).
Menurut Rudi, kecelakaan lalu lintas sering terjadi di depan pertigaan Bojong sari. Namun kasus kecelakaan tersebut tidak pernah dilaporkan masyarakat ke unit lantas polsek Sawangan. Terkadang, ujar Rudi, ada masyarakat yang melaporkan kasus kecelakaan ke petugas lantas, namun setelah dilakukan pengecekan ke lokasi kejadian, petugas sering tidak menemukan korban kecelakaan.”Ini sering terjadi , ketika petugas datang korban sudah tidak di lokasi.”tutur Rudi.
Rudi berharap masyarakat dapat mengamankan korban kecelakaan dan pelaku sebelum petugas datang. Hal ini dimaksudkan agar kasus kecelakaan bisa diselesaikan dengan baik oleh petugas lalu lintas. “Kalau ada korban kecelakaan masyarakat diminta segera melaporkan ke petugas, dan korban kecelakaan diamankan,”harapnya.
Jalan Raya Parung-Ciputat merupakan salah satu titik rawan kemacetan, khususnya di pertigaan Bojongsari, pertigaan Reni Jaya dan perempatan Gaplek. Untuk mengantisipasi kemacetan tersebut, kata Rudi, pihaknya menerjunkan seluruh personilnya untuk mengatur kelancaran arus lalin. “Saya mohon bantuan masyarakat agar dapat menciptakan kamtibcarlantas,”tandas Kanit.(wandy)
